Jumat, 01 November 2013

~Sakit perut~

Apa saja yang menyebabkan anak kesakitan perutnya, dan bagaimana mengatasinya? Hal sepele namun jika anak sakit perut berkepanjangan, kasihan ngeliatnya. "Mahhh... perutku sakittt, aduuhh!" kata buah hati kita. Dan mulailah kita mengurai misteri dari rasa sakit yang di derita anak, apakah sifatnya sementara, kronis, serius atau hanya reaksi psikologis saja? Untuk membantu para  mommy's memecahkan misteri ini... ada beberapa seputar gangguan perut yang saya ketahui yang paling umum di derita anak.

Sembelit
Gerakan usus besar yang tidak teratur atau tidak bergerak normal bisa menyerang anak-anak, dari bayi sampai anak yang lebih besar. ketika "pup" berkumpul di usus besar, ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit di sekitar perut.  Rasa sakit disekitar perut ini dapat membuat si kecil memilih untuk menahan pup, yang bisa memperburuk keadaan sakitnya. Dan tentu saja, mommy akan kerepotan saat mengajarkan "toilet training". Makanya, banyak dokter anak menganjurkan untuk mengatasi sembelit dulu (bila ada), sebelum mommy memperkenalkan pispot pada si kecil.

Untuk bayi usia 6 bulan coba tambahkan frekuansi makannya. untuk batita atau balita,  berikan banyak buah-buahan, sayuran dan jus encer, seperti prune, pear atau anggur merah. ( Untuk batita dan usia diatasnya,  bila tindakan ini tidak membuahkan hasil setelah 1-2 hari,  dokter anak mungkin akan memberikan pelunak pup). "sebelum sembelit, biasanya ferdi (3 tahun saat itu) terlihat kecapaian, uring-uringan dan panas dingin suhu badannya". dan saya selalu diingatkan oleh ibu saya, jika tidak ingin anak saya seperti ini, saya selalu memberikan buah pepaya dan semangka, lebih banyak minum air agar pupnya lancar dan tidak sembelit lagi.

Untuk si pra sekolah dan usia diatasnya, mommy bisa memberikan suplement serat, seperti psyllium, selama 1-2 hari. namun, segeralah hubungi dokter anak bila cara ini tidak ampuh. 

Alergi / Intolerasi makanan
Bila perut si kecil sering kembung, kram, ber-gas atau diare dalam 2 jam setelah makan sesuatu, mungkin saja ia menderita toleransi terhadap makanan tersebut. Ini adalah kondisi imana perutnya tidak dapat mencerna komponen dalam makanan tertentu. Yang paling umum sih toleransi laktosa, yakni tidak bisa mencerna gula dalam susu. namun beberapa bayi malah memiliki masalah lain dalam mencerna susu formula.

Ketika si kecil alergi makanan, bisa jadi timbul gejala seperti diatas.  Namun ia juga mengalami ruam, gatal-gatal atau agak sesak napas. Anak bisa pula alergi terhadap telur, ikan, dan lainnya. Bila anda mencurigai adanya gejala tersebut, dokter anak dapat membantu anda untuk "menemukan" biang keladinya.  yang harus dipastikan adalah si kecil tidak memakan makanan tersebut di rumah, dan anda harus memberitahu pihak sekolah untuk tidak memberi makanan tersebut. Ada salah satu teman saya, yang ketika anak perempuannya pulang sekolah, si anak mengeluh sakit perut dan mengalami muntah hebat. Sayang saat itu kedua orang tuanya sedang bekerja di kantor, jadi si anak hanya bersama dengan pengasuhnya, sampai akhirnya anak tersebut meninggal dalam perjalanan menuju ke dokter. Belakangan diketahui anaknya keracunan makanan yang di belinya di sekolahnya. Kalau sudah begini siapa yang bisa disalahkan ya,... tragis dan menyedihkan sekali mendengarnya. Kadang kala bersikap protektif dan proaktif ada untungnya juga, demi kesehatan anak-anak kita ya moms.

GERD (Gastroesophagel reflux Disease)
Dalam kondisi ini, sebagian isi perut masuk lagi ke kerongkongan dan mulut, umumnya antara katup kerongkongan dan perut membuka dan menutup pada saat yang salah. Gejala-gejalanya banyak ditemui pada bayi. Semua bayi meludah, tetapi mommy harus mewaspadai terjadinya aliran balik jika si kecil rewel selama atau sesudah makan (misalnya menangis, melempar kepala ke belakang atau ke samping, atau mendorong jauh-jauh ASI atau susu formula).

Anak usia prasekolah dan yang lebih besar tidak begitu sering meludah, tetapi mungkin mulai suka sakit perut, mulutnya terasa asam, mudah atau sering muntah dan menelannya kembali. Bila sudah didiagnosa, pengobatan dilakukan untuk  mengurangi tekanan dan asam di perut.  Untuk bayi, berikan makanan yang lebih kecil porsinya, tetapi lebih sering.  lalu tegakkan tubuh anak selama 15 menit sesudah makan, untuk anak yang lebih besar hindari makanan yang pedas, digoreng, asam, atau berlemak, makanan dalam porsi besar, serta mengemil di tengah malam.

Oke-oke aja untuk memberikan anticid pada anak diatas 3 tahun (mintalah dokter anak anda untuk meresepkan dosis sesuai dengan berat badan anak). tetapi  mengkonsumsi anticid untuk waktu lam dan sering-sering pada bayi bisa mengganggu pembentukan tulangnya. Jika gangguan kerap muncul atau menghebat, si kecil akan mendapatkan obat yang aman.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hi, .. Thank you for visiting and taking your time to read my posts in this blog. Although sometimes I can not always reply to every comment that comes, but I am very happy to receive and read it.

I'm waiting for comments, feedback, emails and sharing your posting. Hope you enjoy visiting my blogspot.
Greetings success!!